Auditing I EKSI4308 - Jenis Prosedur Audit Yang Dapat Digunakan Dalam Audit
1. Prosedur Analitis (analytical
procedures)
Prosedur
analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di antara data.
Prosedur ini meliputi:
•
perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana;
•
analisis vertikal atau laporan persentase;
•
perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran; serta
penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi.
Prosedur analitis
seringkali meliputi juga pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari operasi
serta membandingkan ukuran-ukuran kunci ekonomi yang menggerakkan bisnis dengan
hasil keuangan terkait. Prosedur analitis digunakan untuk tujuan yang berbeda
pada suatu audit seperti
•
Memahami industri dan bisnis klien
•
Menilai kemampuan entitas untuk terus going concern
•
Menunjukkan adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan Mengurangi
pengujian audit yang terinci
2. Inspeksi (inspecting)
Inspeksi
meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta pemeriksaan
sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing.
Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti bootom-up
maupun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen, auditor
dapat menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang
memerlukan pengujian bottom-up atas akuntansi transaksi tersebut.
Istilah-istilah
seperti me-review (reviewing), membaca (reading), dan
memeriksa (examining) adalah sinonim dengan menginspeksi dokumen dan
catatan. Menginspeksi dokumen dapat membuka jalan untuk mengevaluasi bukti
documenter. Dengan demikian melalui inspeksi, auditor dapat menilai keaslian
dokumen, atau mungkin dapat mendeteksi keberadaan perubahaan atau item-item
yang dipertanyakan. Bentuk lain dari inspeksi adalah scanning atau
memeriksa secara tepat dan tidak terlampau teliti dokumen dan catatan.
3. Konfirmasi (confirming)
Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan
yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari sumber
independen di luar organisasi klien. Dalam kasus yang lazim, klien membuat
permintaan kepada pihak luar secara tertulis, namun auditor yang
mengendalikan pengiriman permintaan keterangan tersebut. Permintaan tersebut
juga harus meliputi instruksi berupa permintaan kepada penerima untuk
mengirimkan tanggapannya secara langsung kepada auditor. Konfirmasi menyediakan
bukti bottom-up penting dan digunakan dalam auditing karena bukti
tersebut biasanya objektif dan berasal dari sumber yang independen.
4. Permintaan Keterangan (inquiring)
Permintaan
keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh
auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen
atau karyawan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah
dilaksanakannya prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan
dengan keusangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih. Auditor juga dapat
langsung meminta keterangan pada pihak eksteren, seperti permintaan keterangan
langsung kepada penasehat hokum klien tentang kemungkinan hasil litigasi. Hasil
permintaan keterangan dapat berupa bukti lisan atau bukti dalam bentuk
representasi tertulis.
5. Perhitungan (counting)
Dua aplikasi
yang paling umum dari perhitungan adalah perhitungan fisik sumber daya berwujud
seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan akuntansi seluruh dokumen
dengan nomor urut yang telah dicetak. Yang pertama menyediakan cara untuk
mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada, sedangkan yang kedua dapat
dipandang sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal
perusahaan melalui bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi.
Teknik perhitungan ini menyediakan bukti audit bottom-up, namun auditor
seringkali terdorong untuk memperoleh bukti top-down terlebih dahulu
guna mendapatkan konteks ekonomi dari prosedur perhitungan.
6. Penelusuran (tracing)
Dalam penelurusan
(tracing) yang seringkali juga disebut sebagai penelusuran ulang,
auditor memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan
menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat
dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian
prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi, sehingga
menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi. Karena
proesdur ini memberikan keyakinan bahwa data yang berasal dari dokumen sumber
pada akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus data ini sangat
berguna untuk mendeteksi terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih
rendah dari yang seharusnya (understatement) dalam catatan akuntansi.
7. Pemeriksaan Bukti Pendukung (vouching)
Pemeriksaan
bukti (vouching) pendukung meliputi pemilihan ayat jurnal dalam catatan
akuntansi, dan mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai
dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan
akuntansi. Dalam melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan
yang digunakan dalam tracing. Prosedur vouching digunakan secara
luas untuk mendeteksi adanya salah saji berupa penyajian yang lebih tinggi dari
yang seharusnya (overstatement) dalam catatan akuntansi.
8. Pengamatan (observing)
Pengamatan (observing)
berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan
atau proses. Kegiatan dapat berupa pemrosesan rutin jenis transaksi tertentu seperti
penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas
yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan. Pengamatan
terutama penting untunk memperoleh pemahaman atas pengendalian internal.
Auditor juga dapat mengamati kecermatan seorang karyawan klien dalam
melaksanakan pemeriksaan tahunan atas fisik persediaan. Pengamatan yang
terakhir ini memberikan peluang untuk membedakan antara mengamati dan
menginspeksi.
9. Pelaksanaan Ulang (reperforming)
Salah satu
prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang (reperforming)
perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya menghitung ulang
total jurnal, beban penyusutan, bunga akrual dan diskon atau premi obligasi,
perhitungan kuantitas dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan,
serta total pada skedul pendukung dan rekonsiliasi. Auditor juga dapat
melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan transaksi tertentu untuk
menentukan bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan pengandalian intern yang
telah dirumuskan.
Sebagai contoh, auditor dapat melaksanakan ulang pemeriksaan
atas kredit pelanggan pada transaksi penjualan untuk menentukan bahwa pelanggan
memang memiliki kredit yang sesuai pada saat transaksi tersebut diproses.
Pemeriksaan ulang biasanya memberikan bukti bottom-up, dan dengan bukti bottom-up
lainnya, auditor dapat terlebih dahulu memahami konteks ekonomi untuk
pengujian audit tersebut.
10. Teknik Audit Berbantuan
Komputer (computer-assisted audit techniques)
Apabila
catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor
dapat menggunakan teknik audit berbantuan computer (computer-asssited audit
techniques/CAAT) untuk membantu melaksanakan beberapa prosedur yang telah
diuraikan sebelumnya. Sebagai contoh, auditor dapat menggunakan perangkat lunak
komputer untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
•
Melaksanakan perhitungan dan perbandingan yang digunakan dalam prosedur
analitis.
•
Memilih sampel piutang usaha untuk konfirmasi.
•
Mencari sebuah file dalam komputer untuk menentukan bahwa semua dokumen yang
berurutan telah dipertanggungjawabkan.
•
Membandingkan elemen data dalam file-file yang berbeda untuk disesuaikan
(seperti harga yang tercantum dalam faktur dengan master file yang memuat
harga-harga yang telah disahkan)
•
Memasukkan data uji dalam program klien untuk menentukan apakah aspek computer
•
Melaksanakan ulang berbagai perhitungan seperti penjumlahan buku besar pembantu
piutang usaha atau file persediaan.
11. Dokumentasi
Dokumentasi
adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk
mendukung informasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan
keuangan. Berbagai dokumen yang di uji auditor adalah catatan-catatan yang
dipergunakan oleh klien untuk menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis
yang terorganisasi. Karena pada umumnya setip transaksi dalam organisasi klien
ini minimal didukung oleh selembar dokumen,maka jenis bukti audit ini tersedia
dalam jumlah besar.
Komentar
Posting Komentar