Membuka Lembaran Baru di STAN

Langkah kakiku kali ini berpijak pada sesuatu yang benar-benar baru dan tampak aneh di pikiranku. Semua impian saat itu tiba-tiba sirna dari hadapanku. Semua rencana yang sudah jauh-jauh kupersiapkan tiba-tiba hilang tak berjejak. Bisa dibilang semua yang aku jalani saat ini jauh dari dugaan sebelumnya. 

Semua berawal dari sosialisasi Himpunan Mahasiswa STAN Surabaya (Himasurya) yang mendatangi sekolahku. Mereka menjelaskan bagaimana susahnya seleksi masuk STAN, STAN sebagai sekolah tinggi yang prestisius, bagaimana senangnya hidup sebagai anak kos yang memiliki hubungan erat dengan teman lain, sampai jaminan kerja menjajikan yang akan didapat lulusan STAN nantinya. Sebagai seorang remaja yang belum mengetahui tujuan hidupnya, saya langsung tertarik dan mengikuti segala macam aktivitas yang diadakan oleh Himasurya ataupun lembaga lain asalkan masih berkaitan dengan STAN.

Disamping ketertarikan sesaat saya terhadap STAN, saya juga memiliki impian sendiri. Sejak awal masuk SMA, saya berkeinginan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke Universitas Airlangga, Surabaya, layaknya saudara-saudara saya. Semua saya lakukan untuk mewujudkan impian saya. Sejak awal masuk SMA, saya sudah mulai mencari-cari informasi mengenai sistem ujian masuk Universitas Airlangga. Selain itu, sejak awal kelas 12, saya sudah mulai membaca soal-soal ujian. Kumpulan soal UNAS sampai SNMPTN saya baca untuk dapat lolos ujian masuk SNMPTN. Tiba saatnya ujian SNMPTN pada tanggal 16 dan 17 juni 2010. Saya sudah cukup belajar dan siap untuk menghadapi tantangan ini.

Sesaat setelah ujian SNMPTN,pada tanggal 20 juni 2010, saya mengikuti Ujian Seleksi Masuk STAN (USM STAN). Pilihan pertama saya adalah akuntansi,lalu disusul dengan pajak dan anggaran. Ketika saatnya tes, saya tidak menjajikan apa-apa kepada orang tua. Saya hanya mengatakan bahwa STAN hanyalah rencana cadangan apabila saya tidak diterima di Universitas Airlangga dan orang tua saya pun mengiyakan hal itu. Saya pun dengan tanpa beban mengerjakan soal-soal USM STAN. Mungkin karena hal itulah, saya dapat mengerjakan soal USM STAN dengan lancar.

Menjelang pengumuman SNMPTN tiba, jantung saya berdegup kencang. Saya takut tidak bisa mencapai impian saya dan mengecewakan orang tua. Tangan yang berkeringat dingin melengkapi cerita hidup saya hari itu. Perlahan-lahan saya membuka browser dan memasukkan nomor ujian SNMPTN dan alhamdulillah, saya diterima di S1 Akuntansi Universitas Airlangga, Surabaya. Beban di bahu saya tiba-tiba hilang tergantikan oleh rasa haru dan senang yang saya dan keluarga saya rasakan. Lolos dalam seleksi SNMPTN dan diterima di Universitas Airlangga merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya dan keluarga. Bisa dibilang,hari itu merupakan salah satu hari yang paling bermakna di hidup saya. Tak lama kemudian, saya pun melakukan pembayaran daftar ulang dan tes kesehatan.

Tak lama setelah pengumuman SNMPTN,kurang lebih dua minggu, pengumuman STAN pun tiba. Di pengumuman saya pun dinyatakan lolos dan diterima di pilihan pertama saya, D III Akuntansi. Di satu sisi, saya senang bisa memberikan satu persembahan lagi untuk orang tua, tetapi di sisi lain saya juga bingung untuk memilih mana yang terbaik tidak hanya untuk saya, tetapi juga untuk orang tua dan masa depan saya. Hari-hari setelah pengumuman SNMPTN dan USM STAN banyak diisi dengan rasa kebingungan. Tidak bermaksud untuk merendahkan, tetapi memang soal-soal SNMPTN lebih sulit, sehingga lolos dari SNMPTN memang lebih bermakna bagi saya. Akan tetapi, jika melihat masa depan, tidak ada jaminan kerja yang lebih menjanjikan layaknya apa yang diberikan kepada lulusan STAN. Saya mendapat banyak masukan pertimbangan dari banyak orang, mulai dari tetangga sampai tante dan om memberikan pertimbangan mereka masing-masing. Dari kesemuanya itu, dapat saya simpulkan bahwa mereka menyarankan STAN sebagai tujuan belajar saya berikutnya. Dengan berat hati saya pun meninggalkan impian dan cita-cita saya untuk bisa mengenyam pendidikan di Universitas Airlangga, Surabaya.

Sejak saat itu saya mulai menata dan memantapkan hati untuk menjalani hidup baru di STAN. Di sana nantinya saya bersama 18 mahasiswi baru STAN dari Surabaya lainnya akan menyewa sebuah rumah. Walaupun semua serba ada, beradaptasi dengan teman-teman baru, apalagi yang nantinya akan menjadi teman satu kontrakan bukanlah perkara mudah. Sudah 18 tahun saya selalu hidup bersama orang tua. Tidaklah mudah merubah kebiasaan yang sudah ada, dan saya yakin semua perlu proses.

Saat tiba di Bintaro, saya dan orang tua menyempatkan diri untuk melihat-lihat kampus dan lingkungan sekitar kampus STAN. Kami dibuat takjub dengan besarnya kampus STAN, apalagi saat daftar ulang berlangsung. Saya merasa bangga menjadi salah satu dari ribuan orang yang terpilih untuk dapat mengenyam pendidikan di kampus STAN. Saya dan teman-teman dari Surabaya datang ke gedung G untuk mengantre daftar ulang pada pukul 05.30. Acara pada hari ini cukup melelahkan yang melibatkan mulai dari pengecekan berkas sampai registrasi keluarga mahasiswa-mahasiswi STAN. 

Keesokan harinya, orang tua saya kembali pulang ke Surabaya. Hari itu, saya menitihkan air mata dan merasa sedih karena hari itu merupakan tonggak awal dimulainya kehidupan saya di sini tanpa keluarga. Sejak saat itu juga saya berkomitmen pada diri saya sendiri untuk bisa bertahan hidup disini dan belajar untuk mandiri.

Perjuangan kami tidak berhenti sampai di sini. Setelah melakukan daftar ulang, kami mengikuti sambutan awal dinamika pada tanggal 25 September 2010, pra-dinamika pada tanggal 26 September, dan dinamika pada tanggal 27 September-1 Oktober 2010. Hal ini merupakan hari-hari terberat bagi kami karena secara fisik, maupun mental kami lelah. Mulai pagi sampai sore kami habiskan waktu di kampus. Apalagi, jika masih ada pekerjaan kelompok yang harus kami lakukan, kami bahkan di rumah teman sampai pukul 20.00 atau 21.00. Di saat seperti inilah, kami banyak menghabiskan waktu bersama, baik susah maupun senang. Meskipun melelahkan, waktu demi waktu berlalu dengan penuh makna.

Di hari terakhir dinamika, terjadi sedikit perselisihan antara mentor dengan pihak Peneva. Beberapa peserta menjadi cukup emosional menanggapi permasalahan ini, namun pada akhirnya hal ini dapat diselesaikan. Hari terakhir dinamika diakhiri dengan pemutaran rekaman video saat dinamika, pengenalan kakak-kakak Peneva, pemberian penhargaan kepada mahasiswa dan mahasiswi peserta dinamika terbaik. Hari ini memberikan kesan yang cukup dalam bagi kami, para peserta dinamika 2010.

Setelah mengikuti Dinamika, keesokan harinya keluarlah pengumuman mengenai pembagian kelas akuntansi. Saya cukup gugup karena ingin segera mengetahui di kelas mana saya berada. Setelah mengunduh dokumen pembagian kelas, saya segera melihatnya. Perasaan saya semakin gugup karena nama saya tidak tertera di dalamnya. Saya bertanya ke teman-teman yang lain apakah melihat nama saya atau tidak dan ternyata mereka menjawab tidak. Mengetahui bahwa salah satu teman saya, Debby, juga mengalami hal yang sama, kami segera menuju ke gedung sekretariat untuk memastikan kelas kami. Disana, kami dijelaskan bahwa telah terjadi kesalahan dalam pembagian kelas dan siapapun yang belum mendapatkan kelas akan ditempatkan di kelas L. Kami pun senang karena kami telah mendapatkan kelas dan dapat menjadi teman sekelas.

Aktivitas pembelajaran perdana kami dimulai pada tanggal 4 Oktober 2010. Setibanya di kelas, saya bertemu dengan banyak teman-teman baru yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Hari itu pembelajaran kami masih dimulai dengan hal-hal yang sederhana, seperti pengenalan diri dan pembentukan komponen-komponen kelas, seperti ketua kelas, bendahara, sekretaris, dan lain-lain. Semakin lama kami belajar, materi yang diberikan pun semakin kompleks. Kelas kami juga membuat kelompok-kelompok belajar guna membantu kami menyelesaikan tugas-tugas yang kiranya sulit dan tidak dapat diselesaikan sendiri.

Selain aktivitas akademis di kelas, saya juga mengikuti beberapa organisasi yang saya minati. Pertama adalah Stan English Club (SEC). Di sini, saya ingin mengembangkan kemampuan dan memperluas wawasan saya mengenai bahasa inggris itu sendiri. Saya percaya bahwa segala sesuatu itu jika dibiasakan, maka kita akan bisa mengerjakan hal itu dengan sendirinya. Maka dari itu saya rasa SEC merupakan wadah bagi saya untuk membiasakan diri dan mengembangkan kemampuan berbahasa inggris. Saya yakin tidak ada ruginya saya belajar bahasa inggris, karena bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang dapat digunakan secara umum diseluruh dunia.

Organisasi kedua yang saya ikuti adalah Pusat Kajian Akuntansi dan Keuangan Publik (PKAKP). Dari namanya saja kita sudah tahu apakah PKAKP itu. Disini kami akan dibimbing oleh para senior, yang terutama berasal dari mahasiswa D IV Akuntansi STAN. Tiap minggunya kami akan rutin melakukan kajian mengenai akuntansi dan permasalahan yang sedang menjadi topik hangat. Saya merasa nyaman tergabung dalam PKAKP karena dibimbing dengan orang yang cukup berpengalaman kerja sebelumnya. Di sini, kami melakukan sharing dan saya mendapatkan beberapa pengetahuan serta pengalaman yang tidak saya dapatkan di bangku formal akademik di kelas.

Secara keseluruhan, kehidupan baru saya di sini cukup menyenangkan. Saya banyak mendapatkan pelajaran yang tidak saya dapat jika saya selalu tinggal dengan orang tua saya. Di sini, saya dilatih untuk bisa mandiri, mengatur kebutuhan saya sendiri, bersosialisasi dengan teman-teman yang berasal dari berbagai macam daerah, dididik untuk dewasa dalam bertindak dan mengambil keputusan. Sekarang pemikiran saya berubah. Jika dulu, saya selalu merasa bahwa saya tidak bisa bertahan hidup jika tidak bersama orang tua. Akan tetapi sekarang saya bisa lebih menerima keadaan dan dapat bertahan bagaimanapun keadaannya.

Saya yakin bahwa jalan ini merupakan jalan terbaik yang dipilihkan tuhan untuk saya. Melalui jalan inilah, mungkin tuhan ingin mendidik saya menjadi orang yang lebih baik dan pantas menerima kasih dan rahmat-Nya. Sekarang yang menjadi prioritas utama saya adalah mencapai IP yang baik, sehingga dapat membanggakan kedua orang tua saya

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Operasi EKMA4215 - Cara Menyusun Strategi Bersaing

Tugas Akhir Program EKSI4500 : Perbedaan Antara Auditing Dengan Jasa Assurance

Manajemen Operasi EKMA4215- Dua Perspektif Kualitas Dalam Perusahaan Menurut Russell Dan Taylor (2009)